Minggu, 27 Mei 2018

ANALISIS VEGETASI HUTAN ALAM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vegetasi merupakan suatu kumpulan dari beragam tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu tempat. Perkembangan vegetasi selalu dinamis menyesuaikan keadaan habitatnya, maka perlu dilakukan analisa Vegetasi. Analisa vegetasi merupakan cara mempelajari susunan dan bentuk vegetasi yang ada.
Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan. Ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya dan Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yaitu suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar.
Terdapat beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam analisis vegetasi hutan alam. Salah satunya yaitu metode kuadrat dengan pembuatan plot. Metode lainnya yaitu studi literatur dan klasifikasi komunitas tumbuhan atau fitusosiologi. Hasil analisis dapat digunakan untuk mengetahui jenis dominan dan kodominan, pola asosiasi, nilai keragaman jenis, dan atribut komunitas tumbuhan lainnya yang berguna untuk pengelolaan hutan selanjutnya.



1.2 Tujuan

          Adapun tujuan pada pratikum kali ini yaitu:
1.       Mahsiswa mapu mengidentifikasi jenis vegetasi dan untuk mengetahuidominasi, kerapatan dan frekuensi jenis vegetasi hutan alam
2.      Mahasiswa mampu menguraikan dominasi, kerapatan dan frekuensi jenis vegetasi hutan alam.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh, metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tiang contohnya vegetasi hutan. Apabila ada diameter tersebut antara 10 – 20 cm, maka disebut pohon. Jika tinggi pohon 2,5 meter sampai 10 meter disebut saling atau belita (pancang) dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 meter disebut sedling (syafei, 1990).
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya hayati yang di dominasi oleh pepohonan dan kesatuan alam lainnya. Metode pengambilan analisa vegetasi dilakukan menggunakan metode petak, metode jalur, ataupun metode kuadran. Vegetasi merupakan kelompok biotik yang menempati habitat dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah ( Harjosuwarno, 1990 ).           
Analisa vegetasi adalah pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Vegetasi merupakan suatu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, serta semak belukar. Komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang salung berinteraksi ( Indriyanto, 2006 ).
Metode pengambilan contoh untuk analisis komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan metode petak (plot), metode jalur, ataupun metode kuadran. Metode petak dibagi dua yaitu metode petak tunggal dan petak ganda. Ukuran tiap contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhnya (Kurniasari, 2009).




BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Adapun waktu dan tempat pelaksanaan adalah :
Hari / Tanggal             : Senin, 30 April 2018
Waktu                         : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat                        : Laboratorium Kehutanan Universitas Muhammadiyah   Malang dan Taman Hutan rakrat Soeryo
           
3.2. Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan praktikum yang digunakan adalah :
·         Haga meter atau chrysten meter
·         Kompas
·         Parang
·         Phi band
·         Galah
·         Meteran
·         GPS
·         Alat tulis
·         Hutan alam

3.3. Cara Kerja
            Adapun Cara kerja praktikum adalah :
1.    Kegiatan menganalisis vegetasi melakukan secara berkelompok. Kelompok ini terdiri dari pembersih area, penunjuk arah, pengukur pohon, pengenal pohon, dan pembawa pembekalan.
2.    Menentukan lokasi jalur yang akan di survey (unit contoh) diatas peta masing masing jalur menentukan berdasarkan lebar hutan (dalam survey ini panjang jalur 500 meter per regu). Membuat jalur dengan arah tegak lurus kontur (memotong garis kontur).
3.    Membuat contoh unit jalur dengan design seperti gambar.
4.    Mengidentifikasi jenis dan jumlah serta ukuran diameter (DBH) dan tinggi (tinggi total dan bebas cabang) untuk tingkat semai dan dan panjang hanya mengidentifikasi jenis dan jumlahnya saja. Mencatat  Data hasil pengukuran menggunakan tally sheet. dalam kegiatan survey ini menggunakan kriteria sebagai berikut :
a.       Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi ≤ 1,5 meter
b.      Pancang adalah anakan pohon yang tingginya ≥ 15 cm dan diameter ≤ 7 cm
c.       Tiang adalah pohon muda yang diameternya mulai dari 7 cm sampai diameter 20 cm
d.      Pohon adalah pohon dewasa yang berdiameter ≥ 20 cm.
 





     Keterangan :
a.       Petak contoh semai ( 2m x 2 m )
b.      Petak contoh tiang ( 10 m x 10 m )
c.       Petak contoh pancang ( 5 m x 5 m )
d.      Petak contoh pohon ( 20 m x 20 m)
Khusus untuk hutan mangrove petak contoh pohon dan tiang 10 x 10 m.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
            Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu :
Petak ukur I



Petak ukur II



Analisis vegetasi petak ukur I
No.
Petak Ukur
Nama Pohon
D
T (m)
LBDS
Jumlah Tegakan
1.
20x20 m
Genitri
0,241916
19
0,045940
1
2.

Pasang Putih
0,391521
13
0,1203848
1
3.

Kukrup
0,919916
10
0,664298
1
4.

Pasang putih
0,245099
17
0,04715
1
5.

Pasang Putih
0,378789
18
0,11263
1
6.

Pasang Putih
0,531578
19
0,22181
1
7.

Pasang Putih
0,404254
19
0,128284
1
8.

Kukrup
0,299211
12
0,07025
1
9.

Kukrup
0,155972
12
0,019075
1
10.
10x10 m
Genitri
0,011445
9
0,0001
1
11.

Genitri
0,0509296
5
0,002033
1
12.

Pasang Putih
0,0509296
4
0,002033
1
13.

Pasang Putih
0,0509296
4
0,002033
1
14.

Pasang Putih
0,0331831
5
0,00079
1
15.

Kukrup
0,0604789
4
0,0029
1
16.

Genitri
0,38972
5
0,00287
1
17.

Kukrup
0,098676
8
0,00113
1
18.

Kukrup
0,576141
7
0,00763
1
19.

Kukrup
0,140056
7
0,26056
1
20.
5x5 m
Genitri
0,159155
3
0,01539
1
21.

Pasang Putih
0,0413803
3
0,01988
1
22.

Pasang Putih
0,022281
2
0,00134
1
23.
2x2 m
Jengkon
-
-
0,00038
1
24.

Resapan
-
-
-
1
25.

Jengkon
-
-
-
1
26.

Jengkon
-
-
-
1


Analisis Vegetasi Petak Ukur II
No.
Petak Ukur
Nama Pohon
D
T (m)
LBDS
Jumlah Tegakan
1.
20x20 m
Kukrup
0,222817
12
0,03897
1
2.

Kukrup
0,46154
12
0,167226
1
3.

Kukrup
0,286225
15
0,48524
1
4.

Pasang Putih
0,025464
13
0,033350
1
5.
10x10
Pasang Putih
0,13687
8
0,014706
1
6.

Kukrup
0,241916
7
0,04594
1
7.
5x5 m
Pasang Putih
0,12734
2
0,012729
1
8.

Pasang Putih
0,09862
2
0,00743
1
9.

Kukrup
0,114592
3
0,010308
1
10.

Pasang Putih
0,06365
3
0,003181
1
11.

Kukrup
0,700282
2
0,003849
1
12.

Kukrup
0,15915
4
0,0021157
1
13.

Kukrup
0,019098
4
0,033328
1
14.

Kukrup
0,0159155
7
0,0211574
1
15.

Pasang Putih
0,092309
7
0,006089
1
16.

Pasang Putih
0,018704
8
0,033327
1
17.
2x2 m
Remojoan
-
-
-
1
18.

Jengkon
-
-
-
1
19.

Resapan
-
-
-
1

·       DATA D, F, K, DR, FR, KR, INP DAN IS
Dominasi :
·         Remenjoan           =
0
= 0
400
·         Jengkon               =
0
= 0
400
·         Resapan               =
0
= 0
400
·         Kukrup                =
0,11572
= 0,000289
400
·         Pasang Putih       =
0,04389
= 0,000109
400
·         Genitri                 =
0,01399
= 0,000172
400
TOTAL
  = 0,0005716

Dominasi Relatif (DR) :
·         Remenjoan           =
0
X 100%
= 0%
0,0005716
·         Jengkon               =
0
X 100 %
= 0%
0,0005716
·         Resapan                =
0
X 100 %
= 0%
0,0005716
·         Kukrup                 =
0,000289
X 100 %
= 50,612 %
0,0005716
·         Pasang putih        =
0,000109
X 100 %
= 19,226 %
0,0005716
·         Genitri                 =
0,000172
X 100 %
= 30,090 %
0,0005716
TOTAL                                                                     = 99,926 %


Kerapatan :
·         Remenjoan
1
=0,0025
400
·         Jengkon               =
4
= 0,01
400
·         Resapan                =
2
= 0,005
400
·         Kukrup                 =
16
= 0,04
400
·         Pasang putih        =
17
= 0,0425
400
·         Genitri                 =
5
= 0,0125
400
   TOTAL                                      = 0,1125
Kerapatan Relatif (KR) :
·         Remenjoan          =
0,0025
X 100 %
=2,2222 %
0,1125
·         Jengkon               =
0,01
x 100 %
=8,8889 %
0,1125
·         Resapan               =
0,005
x 100 %
= 4,4444 %
0,1125
·         Kukrup                =
0,04
x 100 %
= 35,556%
0,1125
·         Pasang putih        =
0,0425
x 100 %
= 37,778%
0,1125
·         Genitri                 =
0,0125
x 100 %
= 11,111%
0,1125
TOTAL
= 91,1117%

Frekuensi :
·         Remenjoan
1
 = 0,5
2
·         Jengkon               =
2
= 1
2
·         Resapan                =
2
= 1
2
·         Kukrup                 =
2
= 1
2
·         Pasang putih        =
2
= 1
2
·         Genitri                 =
1
= 0,5
2
TOTAL
= 5
                     
Frekwensi Relatif (FR) :
·         Remenjoan
0,5
X 100 %
= 10 %
5
·         Jengkon               =
1
X 100 %
= 20 %
5
·         Resapan                =
1
X 100 %
= 20 %
5
·         Kukrup                 =
1
X 100 %
= 20 %
5
·         Pasang putih        =
5
X 100 %
= 20 %
5
·         Genitri                 =
0,5
X 100 %
= 10%
5
TOTAL                                                          = 100 %
INP = DR + FR + KR0
Perhitungan Indeks Nilai Penting ( INP)
INP = DR + FR + KR
=  99,926 % + 100 % + 91,1117%
= 291,043%
Perhitungan Indeks Kesamaan (IS) IS    =     2.C     x 100%  =     2.4    x 100%   =     8     x 100%  = 80 % ( Sama )
A + B                          5+5                            10


4.2Pembahasan
         
          Vegetasi adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis yang hidup saling berdampingan di dalam suatu habitat. Analisa vegetasi merupakan suatu cara untuk mengetahui susunan (komposisi jenis) dan struktur dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan yang hidup di suatu kawasan hutan dari mulai tingkat semai sampai pohon maka analisa vegetasi menggunakan metode petak ukur dari 2x2 m sampai 20x20 m.
          Berdasarkan hasil pengamatan analisis vegetasi yang dilakukan di Tahura Raden Soerjo, dibuat 2 petak ukur untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan dan informasi tumbuhan tersebut mulai dari tersebut mulai dari diameter, tinggi,luas bidang dasar. Dengan dua buah petak contoh yang digunakan sebagai sample dapat diketahui bawasanya komposisi jenis dari tegakannya sangatlah bervariasi. Ini tentu disebabkan oleh berbagai macam faktor mulaai dari faktor biotik hingga faktor abiotiknya. Mengingat pada hutan alam memang relatif dibiarkan dengan siklus alam,apabila dibandingkan dengan hutan produksi. Sehingga dapat diketahui oleh faktor tersebut turut mempengaruhi kondisi dari tegakan hutan pada kawasan tersebut. Namun perlu juga diketahui bawasanya kondisi dari suatu individu tegakan turut pula dipengaruhi oleh tegakan yang lainnya. Hal tersebut tentu selaras dengan dua petak yang digunakan sebagai sample saja jumlah dan komposisi dari vegetasinya berbeda. Dimana dapat diketahui bahwa pada petak ukur (PU) I jumlah vegetasinya sebanyak 29 individu sementara pada petak ukur (PU) II jumlah individu tegakannya berjumlah 19 individu. Dari pengambilan data tersebut di PU I dapat diketahui bahwa total dominasi dari ke  6 jenis vegetasiyang ditemukan adalah 0,0005716 , kerapatan total dari PU I sendiri 0,065 ,sedangkan frekuensi dari kawasan tersebut adalah 4,5 sehingga dari data ini dapat diketahui bahwa INPnya adalah 209,896%. Hal tersebut didapatkan dari perhitungan tinggi dan diameter dari setiap individu pohonnya. Sedangkan pada PU II yang jumlah vegetasinya jauh lebih sedikit diketahui nilai dominasinya adalah 0,0005716 dan nilai total karapatannya 0,0475 ,sementara nilai total dari frekuensi adalah 4,5. Sedangkan nilai INPnya adalah 291,043%. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai keadaan dan kondisi lingkungan disekitarnya. Seperti faktor biotik dan abiotiknya dari suatu kawasan yang secara langsung ataupun tidak akan turut mempengaruhi pertumbuhan suatu jenis vegetasi pada areal tertentu. Hal ini pula yang perlu diketahui sebelum dilakukannya penebangan atau pembukaan wilayah hutan alam yang akan diperuntukkan sebagai hutan produksi ataupun keperluan lainnya, tentu untuk dapat mengidentifikasi vegetasi dan penyebaran pada suatu areal agar dapat menentukan tindakan tindakan silvikultur kedepannya. Seperti diperlukannya pendataan jenis-jenis pohon komersil serta potensi dari kawasan tersebut. Menginggat kawasan tersebut merupakan hutan alam sehingga tidak diperlukan tindakan-tindakan silvikultur dan membiarkannnya sesuai dengan siklus alaminya.hanya saja tindakan yang perlu dilakukan sebelum pembukaan wilayah hutan. Dari pendugaan tersebut dapat diketahui bawasanya indeks kesamaan dari kawasan tersebut sebesar 80% hal ini menunjukkan bawasanya kawasan tersebut memiliki komposisi tegakan yang hampir sama menginggat nilai yang muncul dari perhitungan indeks kesamaannya cukuplah tinggi.
                     Berdasarkan pengamatan nekromas/seresah yang dilakukan diketahui bahwa rata rata ketebalan seresah dalam hektar yaitu 153,2 cm dan total biomassa seresah yaitu 660 gram. Biomassa yang besar menandakan bahwa banyaknya unsur karbon yang diserap. Dalam hal ini serah juga berfungsi sebagai penahan aliran permukaan yang mencegah adanya aliran permukaan yang bias mengakibatkan erosi.
                     Dari beberapa biomassa yang telah diperoleh dapat diketahui total biomassa sebesar 2300,891 kg/ha. Biomassa yang tinggi ini berfungsi sebagai tingginya tingkat penyerapan zat karbon diudara. Biomassa yang tinggi ini juga berfungsi untuk mengetahui bobot hidup dari suatu tumbuhan.












BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

          Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.      Kondisi tegakan pada hutan alam sangatlah berfaryasi’
2.      Faktor biotik dan abiotik sangatlah mempengaruhi komposisi dan kondisi tegakan hutan alam.
3.      Terdapat perbedaan komposisi antara PU I dan PU II.
4.      Sebelum melakukan pembukaan wilayah hutan suatu kawasan sangatlah perlu untuk di analisis vegetasinya.
5.      Peroses analisis dilakukan agar dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan kedepannya.
6.      Tumbuhan pada PU 1 terdiri dari 6 jenis komposisi jenis tumbuhan.
7.      Tumbuhan pada PU 2 terediri dari 6 komposisi jenis tumbuhan.
8.      Nilai IS dari PU I dan PU II yitu 80%.
9.      Tumbuhan yang mendominasi pada PU I dan PU II yaitu pohon kukrup.

5.2       Saran
            Adapun saran untuk praktikum ini adalah agar praktikum lebih menguasai perhitungan dan pengukuran dalam analis vegetasi, serta diperlukannya koordinasi yang cukup solid antar team agar cepat selesai dan menghemat waktu serta tenaga.

           





DAFTAR PUSTAKA
Harjosuwarno, S. 1990. Dasar – Dasar Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi aksara. Bandar Lampung
Kurniasari, 2009. Biodiversitas Ekosistem Hujan Tropis. Aneka Ilmu. Surabaya 
Syafei, S. 2090. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Institut Pertanian Bandung. Bandung

0 Comments:

Post a Comment