Minggu, 18 Desember 2016

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SILVIKA
PENGENALAN BEBERAPA TINGKAT HIDUP POHON
DAN
PENGENALAN BEBERAPA STRUKTUR TAJUK TEGAKAN HUTAN ALAM






Di susun oleh :

Mahidi                                               (201510320311019)
Eren nurefendi                                   (201510320311020)
Samsul                                               (201510320311024)









LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2015




KATA PENGANTAR

                                                                                                      
Assalamualaikum Wr.Wb
            Alhamdullilahirobbilalamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah, Laporan Fieldtrip pengenalan beberapa tingkat hidup pohon dan pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Fieldtrip pengenalan beberapa tingkat hidup pohon dan pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan kami susun sebagai prasyarat dalam menyelesaikan praktikum silvika pada semester ganjil ini.
            Tentunya dalam penyusunan laporan Fieldtrip ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Wiwin W. selaku Instruktur praktikum silvika.
2.      Chyntia S.P. selaku Assisten praktikum silvika.
3.      Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan fieldtrip penganalan beberapa tingkat hidup pohon dan pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan di taman hutan rakyat R.Soeryo
Kami mengharapkan semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi pihak yang mau memanfaatkannya. Dan kami menyadari dalam penyusunan laporan laporan fieldtrip penganalan beberapa tingkat hidup pohon dan pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan ini, kami banyak melakukan kesalahan. Untuk itu kami penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
                                                                        Malang, 16   Desember 2016



                                                                                    Penulis




 

 

 

 

 

 



PENGENALAN BEBERAPA TINGKAT HIDUP POHON

 


 

 

 

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman
. Tingkat pertumbuhan pohon dapat dibedakan menjadi tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Semai merupakan anakan pohon yang tingginya kurang dari atau sama dengan 1,5 meter. Pancang adalah anakan pohon yang tingginya lebih dari 1,5 meter dengan diameter batang kurang dari 10 cm. Tiang adalah pohon dengan diameter batang 10 cm – 19 cm. Sedangkan pohon besar adalah pohon dengan diameter batang lebih dari 50 cm.
Tingkat hidup pohon dihitung atau diukur untuk mengetahui potensi tegakan yang ada saat ini. Potensi tegakan yang ada saat ini juga dapat mencerminkan tegakan di masa yang akan datang (standing stock). Selain potensi tegakanya ada, jenis vegetasi dan komposisi dari hutan juga dapat diketahui (analisa vegetasi). Jika jenis vegetasi dan potensi telah diketahui, tindakan perbaikan atau peningkatan kualitas hutan tersebut menjadi tepat sesuai dengan vegetasi dan komposisinya.Oleh karena itu mempelajari beberapa tingkat hidup pohon menjadi penting sehingga hutan yang ada memiliki kualitas optimal.





1.2.Tujuan

          Adapun tujuan dari praktikum tentang tingkatan hidup pohon dan struktur tajuk pohon ini adalah:
1.    Mengetahui berbagai tingkat hidup pohon dalam hutan alam.
2.    Mengetahui potensi hutan dan proyeksi potensi dimasa yang akan datang.
3.    Mengetahui komposisi jenis dan kemungkinan tindakan silvikultur untuk mencapai nilai hutan yang maksimum.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat pertumbuhan pohon dapat di bedakan menjadi tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon. Pancang merupakan anakan pohon yang tinginya lebih dari 1,5 meter dengan diameter batang kurang dari 10cm. Sedangkan tiang adalah pohon dengan diameter batng 10cm-19cm (irwan, 2003).
Pohon sendir adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegag berkayu yang cukup panajang dan bentuk tajuk yang jelas (djajapertundja, 2002)
Hutan sangat berperan dalam kehidupan manusia karena dapat menyediakan kebutuhan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam hutan kita juga dapat menemukan berbagai jenis pohon atau tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat – obatan. Namun hutan juga dapat dikatakan sebagai suatu asosiasi kehidupan yang didominasi oleh pohon – pohon atau vegetasi berkayu menempati areal yang luas dengan kerapatan sehingga dapat menciptakan iklim mikro setempat (Swim, 2003).
          Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah yang di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk kedalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya juga berlainan ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil – kecilnya) serta beraneka unsur tak hidup lainnya termasuk bagian – bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan (Soeparno, 2003)
          Komponen jenis suatu hutan adalah susunan jenis-jenis pohon beserta nilai kuantitatif yang masing- masing jenis penyusun hutan tersebut. Stuktur hutan adalah susunan teakan berdasarkan umur, kelas, diameter,kelas tajuk atau kelas pohon lain. Kemampuan beradaptasi tumbuhan bermacam-macam, tumbuhan menyesuaikan bentuk atau fungsi untuk hidup dibawah kondisi tertentu dan kebanyakan itu sebagian besar membatasi penyebaran di bumi. Komunitas terbentuk secara konsetif dari tumbuhan secara keseluruhan kita tersebut vegetasi yang terbatas luas penyebarannya oleh kondisi- kondisi setempat, lebih jauh yang dominan, tingkat kehadirannya dipengaruhi kondisi klimatis, edafis dan faktor lain yang lebih berpengaruh (Polunin, 1960).



BAB III

METODOLOGI KERJA

3.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pada praktikum tentang pengenalan beberapa tingkat hidup pohon ini
dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Senin, 5 November 2015
Waktu             : 08.00 sampai selesai
Tempat            : Taman Hutan Raya R. Soeryo

3.2.Alat dan Bahan

Alat :
1.      Kompas
2.      Alat Tulis
3.      Galah
4.      Tali 20 Meter
5.       Phi band / meteran
6.       Kristen Meter
7.       Kertas Gambar
8.      Tabel Pengamatan
Bahan :
Hutan Alam R. Soeryo Batu, Malang

3.3. Cara kerja

1.      Membentuk kelompok pengamatan lapangan.
2.      Memilih lokasi yang strategis yang memiliki keempat tingkatan hidup pohon tersebut.
3.      Masing –masing regu pengamatan mengamati areal seluas 20 meter persegi.
4.      Menghitung jumlah dan jenis vegetasi yang ada untuk plot pertama seluas 20 x 20 meter, membuat peta pohonnya.
5.      Membagi plot pertama dalam 4 bagian untuk plot kedua, menentukan secara bebas plot yang dipilih sebagai plot pengamatan poles.
6.      Membagi menjadi 4 bagian plot berukuran 5 x 5 meter yang menentukannya sebagai pengamatan sapling dengan cara yang sama, dan memilih secara bebas dari keempat bagian tersebut.
7.      Melakukan cara tersebut untuk mendapatkan plot berukuran 2 x 2 meter.
8.      Mencatat keterangan tinggi tempat.
9.      Menggambar secara vertikal dan horizontal lapisan – lapisan tajuk yang ada mengidentifikasikan dan menuliskan nama spesies penyusun masing – masing tajuk.
10.  Mengukur tinggi pohon dan diameter untuk tiap – tiap lapisan tajuk.
11.  Menemukan permasalahan yang ada, menganalisis kemudian mencari alternatif.pemecahannya.




BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan

          Tabel Pengamatan Tingkat Hidup Pohon
No
Nama Pohon
Diameter
( m )
Tinggi
( m )
Tingkat Hidup Pohon
Keterangan
Semai
Sapling
tiang
Pohon
1
Ladingan
2 cm
20 cm
V



Petak 2 x 2
2
Tinggan
0,354223
5,5

V


Petak 5 x 5

3
Tutup mumbu
0,353944
7,5

V


4
Pinggan
0,023464
3,5

V


5
Pasang putih
0,0254648
6

V


6
Kopen
0,0190986
3,5

V


7
Tinggan
0,0509296
5

V


8
Genetri
0,162338
11



V
Petak
20 x20
9
Kukrup
0,378789
23



V
10
Genetri
0.155972
20,69



V
11
Kukrup
0,7798
20



V
12
Genitri
0,0572858
10



V
13
Koben
0,0891268
7



V
14
Kukrup
0,464732
20



V
15
Tutup mumubu
0,0477431
5



V
16
Tinggan
0,0350141
2





 




4.2.Pembahasan

Klasifikasi Pasang
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Fagales
Famili : Fagaceae
Genus : Lithocarpus
Spesies : Lithocarpus sudaicus
Klasifikasi Genitri
Kingdom : Plantae
Subdivisi : Magnoliophyta
Ordo : Oxalidedales
Famili : Elaicanpaceae
Genus : Elaeocarpus
Spesies : Elaeocarpus genitus
Klasifikasi Kukrup
Kingdom : Plantae
Subdivisi : Angisospermae
Ordo : Fagales
Famili : Juglandaceae
Genus : Engelharbia
Spesies : Engelharbia spicata
               Berdasarkan hasil data pengamatan dengan pemetakan yang beragam terutama pada plot 2x2 meter ditemukan beberapa vegetasi diantarannya Ladingan , Tingan dan Kukrup. Petak ini mengukur vegetasi golongan semai diantarannya Ladingan dengan tinggi 20 cm, hal ini dikarenakan tinggi tanaman tidak lebih dari 1,5 m namun ada beberapa vegetasi yang ada didalamnya diantarannya Kukrup dan Tinggan kedua vegetasi ini termasuk dalam golongan sampling dikarenakan memiliki tinggi tanaman  5,5 m dan 15m yang melebihi kriteria semai yaitu tingginya lebih dari 1,5 meter. Petak ini juga mengukur golongan tegakan semai, pancang, tiang dan pohon bila ditemukan.  Vegetasi yang mendominasi plot iniyaitu Ladingan karena banyak dijumpai.
               Petak 5 x 5 vegetasi yang ada adalah Tutup mumbu, Tinggan, Pasang putih,  dan Kopen yang ada dalam petak ini. Petak ini untuk mencari vegetasi tingkatan sampling yang termasuk dalam tingkatan sampling diantarannya adalah Tutup mumbu dengan tinggi 7,5 m dan diameter 0,753944m, jenis Tinggan dengan tinggi (3,5 m – 5 m) dan diameter (0,0254648m dan 0,0509296m), jenis Pasang putih dengan tinggi 6 m dan diameter 0,0254648m, jenis kopen dengan tinggi 3,5 m  dan 0,05092986m . beberapa vegetasi ini termasuk dalam gologan tingkat sampling dikarenakan memiliki diameter tidak lebih dari 15 cm dan tingginya 1,5 sampai 3 meter dan vegetasi didalamnya dominasinya tidak ada dikarena jumlah didalam petak ini sama. Plot ini tidak termasuk dalam perhitungan dan mengamatan jenis vegetasi golongan tingkat semai melainkan pancang, tiang, pohon. Petak 10 x 10 meter didapatakn vegetasi diantarannya Genitri dan Kukrup, dalam petak ini mengamati jenis vegetasi tingkatan tiang namun tidak ditemukan  vegetasi golongan tingkatan tiang yang ada hanyalah vegetasi golongan tingkat pohon diantaranya Genitri dengan tinggi (11 m dan 20,64 m) dan diameter (0,162338 m dan 0,155972 m) serta jenis Kukrup dengan tinggi 23 m dan diameter 0,378789 m. Hal ini dikarenakan vegetasi tidak  memiliki diamater 15 cm – 30 cm melainkan lebih dari itu maka dapat diketahui bahwa jenis vegetasi yang dominanan tidak ada yang ditemukan dan tegakan dari vegetasi tingkat plot 5 x5 meter dalah tertutup sinar matahari sehingga arah tumbuhnya bengkok selian itu banyak sekali pepohonan yang arah tumbuh tegakannya rata dimana arahnya lurus mengikuti arah matahari.
               Petak 20 x 20 m vegetasi yang ada didalam petak ini diantaranya Genitri, Kukrup dan Tutup mumbu dengan tinggi tanaman dari 5 meter hingga 23 meter dengan diameter yang beragam diantarannya 0,0477431 m; 0,464732 m; 0,0891268 m; 0,0572858 m; 0.155972 m; 0,378789 m dan 0,162338 m. Golongan tingkat pohon ini ditemukan dibeberapa plot dan yang paling dominan di dalam plot 20 x 20 meter dengan vegetasi pohon tidak ada yang dominanan dan rata antara jenis dalam plot ini. Kondisi tegakan di dalam plot ini yaitu lurus mengikuti arah matahari tidak ada yang begkok ataupun berlekuk yang karena kekurangan cahaya matahari.
               Komposisi penyusun dari tumbuhan dari petak yang didapatkan tidak merata karena dominasi vegetasi hanya berada di petak tertentu. Kondisi semai didominasi oleh Ladingan karena jumlahnya sangat banyak pada petak 2 x 2 m. Pada kondisi sapling dan tiang, tidak ada yang mendominasi karena jenis vegetasinya tidak banyak hanya beberapa sampling  dengan vegetasi yang sedikit dan tidak dijumpai tiang dalam petak 10 x 10 hanya saja pohon.. Kondisi pohon didominasi pohon kukrup dengan tinggi pohon tertinggi 23m. Kondisi vegetasi tingkatan pohon sendiri tidak ada yang mati semua masih dalam keadaan hidup dan perlu pengembagan serta perawatan.
               Untuk langkah tindakan selanjutnya perlu ada penaganan khusus dan perawatan khusus terhadap vegetasi diberbagai tingkatan baik itu semai, pancang, tiang dan pohon. Untuk semai perlu dibudidayakan dan perawatan khusus supaya ada perkembagan lebih variasi lagi terhadap jenis-jenisnya, untuk sampling perlu adanya perawatan dan pemanfaatan karena memiliki potensi untuk dikembagnkan sebagai tanaman obat-obatan yang bermanfaat bagi masyarakat setempat serta adanya penebagan pilih terhadap pohon yang mati, apabila ditemuakan karena dapat mebantu tingkat kehidupan vegetasi yang berada dibawahnya supaya dapat tumbuhmenjadi tegakan pohon dan strutur hutan klimaks dari suksesi primer karena pohon-pohon membentuk hutan. Kukruk adalah pohon yang memiliki struktur kayu yang kuat dimana kyu ini dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan baku bangunan atau property hasil hutan untuk rumah. Selain itu kukruk sering dijumpai dalam pemetakan dengan keadaan pohon yang masih hidup dan sebagai peneduh bagai satwa yang ada dibawahnnya selain satwa tumbuhan ini memilki tajuk yang dapat menghambat cahaya matahari yang diperlukan oleh vegetasi dibawah tegakan pohon.



BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.      Petak 2 x 2 m digunakan untuk seedling (semai), petak 5 x 5 untuk sapling (sapihan), petak 10 x 10 untuk poles (tiang), petak 20 x 20 untuk pohon (tress).
2.      Jenis vegetasi yang termasuk dalam golongan tingkat semai dalam plot 2 x 2 cm yaitu ladingan.
3.      Jenis vegetasi yang termasuk dalam tingkatan sampling dalam plot 5 x 5 m yaitu Tutup mumbu, tinggan, Pasang putih,  dan Kopen.
4.      Jenis vegetasi dalam plot 10 x 10 m adalah jenis tingkatan tiang yang didalam plot ini juga ditemukan golgan tingkat pohon.
5.      Dalam plot 20 x20 m terdapat banyak jenis pohon yang termasuk dalam gologan tingkat pohon dan jenis vegetasi yang berada dalam plot ini yaitu jenis Kukrup yang memilki tinggi tanaman tertinggi Kukrup.
6.      Tindak lanjut kedepanya yaitu dengan budidaya dan pemanfaatan vegetasi serta tebang pilah.
7.      Kukrup memiliki batang pohon berkayu yang berpotensi sebagai bahan bagunan.


















5.2.Saran

          Adapun saran dari praktikum ini adalah:
1.      Seharusnya pemandu di perbanyak lagi supaya satu kelompok dapat terfokuskan dan data lebih akurat sehingga pekerjaan cepat selesai sesuai dengan waktu yang di tentkan


2.       

DAFTAR PUSTAKA

Djajapertundja, 2002. Hutan dan Kehutanan Indonesia dari Masa Kemasa.institut Pertanian Bogor.Bogor
Irwan, 2003. Mengenal Hutan Alam Lestari. Universitas Mulawarman. Samarinda
Swim, M.N. 2003. Ekologi Populasi. Universitas Andalas. Padang
Soeparno, H.A. 2003. Wawasan Lingkungan Hidup. Universitas Airlangga.
Surabaya
Polunin. 1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun. Terjemahan oleh Gembong Tjitrosoepomo. 1994. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta




DOKUMENTASI

Melakukan pencatatan hasil pengukuran
Melakukan pengukuran tinggi pohon
Melakukan pengukuran diameter pohon
Kondisi tegakan hutan alam













PENGENALAN BEBERAPA STRUKTUR TAJUK TEGAKAN HUTAN ALAM




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

          Pertumbuhan tanaman di hutan alam menghasilkan pertumbuhan yang berbeda karena adanya persaingan tumbuh tanamanantaratanaman yang satudengan yang lainnya. Persaingan pertumbuhan tanaman di hutan alam dipengaruhi oleh faktor cahaya dan faktor tanah. Faktor cahaya akan mempengaruhi pertumbuhan secara vertikal sehingga membentuk beberapa lapisan tajuk (kanopi) dalam hutan. Faktor tanah mempengaruhi pertumbuhan secara horisontal untuk mendapatkan ruang tumbuh yang seluas – luasnya agar pertumbuhan perakara dan diameternya tidak terhambat.
          Persaingan pertumbuhan di hutan berupa faktor cahaya dan faktor tanah membentuk interaksi antara tumbuhan di hutan.Interaksi antar tumbuhan ini menghasilkan pohon toleran, semi toleran dan intoleran. Untuk pohon toleran, pemberian cahaya penuh tidak akan mempengaruhi pertumbuhannya. Untuk pohon semi toleran, pertumbuhannyaa kan optimal apabila cahaya yang didapatkannya tidak langsung atau hanya membutuhkan cahaya langsung apabila telah melalui fase pertumbuhan tertentu (semai). Untuk pohon intoleran, pemberian cahaya langsung akan menghambat pertumbuhannya.
          Hasil dan interaksi pohon toleran, semi tofleran dan intoleran berupa pohon dominan (dominant trees), pohon kodominan (codominant trees), pohon pertengahan (intermediet tress), poon tertekan (supessed trees), dan pohon mati. Pohon – pohon ini untuk menghasilka pertumbuhan yang optimal memerlukan tindakan yang berbeda – beda sesuai struktur tajuknya. Hal ini karena apabila pohon dominan mendapat perlakukan yang sama dengan pohon pertengahan, misalnya dalam mendapatkan cahaya maka pertumbuhannya maka tidak akan optimal. Oleh karena itu, banyaknya klasifikasi struktur tajuk menjadikan pengenalan struktur tajuk tegakan hutan alam harus diketahui sehingga dapat merencanakan tindakan yang tepat sesuai struktur tajuknya.



          Tujuan dari praktikum tentang tingkatan hidup pohon dan struktur tajuk pohon ini adalah:
1.        Mengetahui beberapa struktur tegakan hutan dalam hutan alam.
2.        Mengetahui pertumbuhan pohon hutan pada berbagai tingkatan tajuk.
3.        Mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang harus dilakukan.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut (Irwan, Z.D:2003) klasifikasi pohon berdasarkan posisi tajuk dibedakan menjadi 5 yaitu :
Pohon dominan (dominant trees), yaitu pohon yang  tajuknya menonjol paling atas dalam hutan sehingga mendapat cahaya matahari penuh. Tajuk pohon tumbuh meninggi di atas tingkat kanopi yang umum. Terkadang terdapat tegakan seumur meskipunlebih sering terdapat pada tegakan tidak seumuryang kondisinya tidak sempurna. Pohon dominan ukurannya paling besar dibandingkan dengan pohon-pohon lainnyakarena kemampuan bersaing dengan pohon lain cukup besar. Banyak percabangan pohon dengan ukuran cabang yang besar sehingga kadang-kadang mendesak dan menekan pohon-pohon lainnya. Oleh karena itu, sering disebut pohon serigala (wolf trees). Jadi pohon serigala adalah pohon yang menghalangi pertumbuhan pohon lainnya dalam suatu tegakan hutan, tetapi pohon itu  sendiri kurang bernilai komersial.
Pohon kodominan (codominant trees). Pohon tersebut tidak setinggi pohon domianan, tetapi masih mendapat cahaya penuh dari atas meskipun dari samping terganggu oleh pohon dominan. Pohon kodominan bersama-sama dengan pohon dominan merupakan penyusun kanopi atau tajuk utama dalam sutu tegakan hutan.
Pohon tengahan (intermediate trees). Pohon yang tajuknya menempati posisi lebih rendah dibandingkan pohon dominan dan kodominan. Pohon itu masih mendapatkan cahaya matahri dari atas, tetapi tidak lagi mendapat cahaya matahari dari samping. Dengan demikian, pohon dari kelas tersebut mengalami persaingan keras dengan pepohonan lainnya.
Pohon tertekan (suppressed), yaitu pohon yang sama sekali ternaungi oleh pepohonan yang lain dalam suatu tegakan hutan, sehingga tidak menerima cahaya yang cukup baik dari atas maupun dari samping. Pepohonan demikina, biasanya lemah dan tumbuh lambat.
Pohon mati (dead trees), yaitu pepohonan yang mati atau dalm proses kematian. Pada tegkan hutan yang memiliki permudaan banyak, tetapi tidak dikelola dengan baik, maka lambat laun sejumlah besar pohon akan mengalami tekanan dan akhirnya mati. Seberapa jauh kecepatan terjadinya proses tersebut tergantung kepada kualitas tempat tumbuh dan tingkat toleransi pohon.
            Persaingan tumbuh di hutan alam sangat ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor cahaya dan faktor tanah. Faktor cahaya akan mempengaruhi pada arah tumbuh vertikal dan tanah akan mempengaruhi pertumbuhan ke arah horisontal. Tumbuhan dan anakan alam akan bersaing secara alami dalam memperoleh kedua faktor tersebut. Secara vertikal akan terbentuk lapisan kanopi (tajuk) dalam hutan. Secara horisontal tumbuhan bersaing untuk mendapatkan ruang tumbuh seluas – luasnya agar pertumbuhan dan perakaran dan diameternya tidak terhambat (Triwanto,2015).
Toleransi adalah istilah yang sering digunakan dalam kehutanan yang berarti kemampuan dari sebuah pohon untuk bertahan hidup di bawah naungan. Pohon toleran dan pohon intoleran memiliki beberapa perbedaan yang penting. Pohon toleran dapat mempermudakan dan membentuk tegakan bawah di bawah lapisan tajuk pohon lain pohon intoleran hanya mampu mempermuda diri di tempat terbuka atau pada lapisan tajuk yang terbuka. Pohon toleran membentuk tegakan bawah selama bertahun – tahun mekipun riapnya kecil, pohon intoleran akan cepat mati dan reaksi terhadap pembebasan sangat lambat. Pohon toleran mempunyai tajuk tebal pohon intoleran mempunyai tajuk tipis dan terbuka terdiri atas daun – daun yang cukup mendapat cahaya. Pohon toleran membersihkan batang dari ranting secara perlahan, pohon intoleran melakukan pemangkasan secara cepat. Pohon toleran tegakannya rapat, pohon intoleran lebih tipis. Batang pohon toleran cenderung kerucut dan batang pohon intoleran silindris. Pertumbuhan tinggi di waktu muda dialami oleh pohon intoleran (Hidayat,2013).



BAB III

METODOLOGI KERJA

          Pada praktikum tentang pengenalan beberapa struktur tajuk tegakan hutan alam dilakukan pada:
Hari, Tanggal : Rabu,07 Desember 2016
Waktu             : 08.00 sampai selesai
Tempat            : Taman Hutan Raya R. Soeryo

3.2.Alat dan Bahan

          Alat :
1.      Alat Tulis       
2.      Galah                                                  
3.      Tali 20 Meter                                      
4.      Phiband          
5.      Kristen Meter 
6.      Meteran
7.      Kertas Gambar
8.      Tabel Pengamata        
          Bahan :
1.    Hutan Alam R.Soeryo cangar Batu

3.3.Cara kerja

1.      Membentuk kelompok pengamatan lapangan.
2.      Memilih lokasi yang strategis yang menggambarkan adanya lapisan – lapisan tajuk
3.      Masing – masing regu melakukan pengamatan mengamati areal seluas 20 x 20 m.
4.      Mencatat keterangan tinggi tempat
5.      Menggambar lapisan – lapisan tajuk yang ada, mengidentifikasi dan menuliskan nama spesies penyusun masing – masing tajuk
6.      Mengukur tinggi dan diameter pohon untuk setiap lapisan – lapisan tajuk
7.      Membuat gambar vertikal dan horisontal
8.      Menemukan permasalahan yang ada, menganalisis kemuadian mencari alternatif pemecahannya.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1.Hasil

Tabel Pengamatan Struktur Tegakan
No
Nama Pohon
Diameter
( m )
Tinggi
( m )
Struktur Tajuk Pohon
Keterangan
Dom
KoD
Int
Ter
Mati
1
 Kukrup
0,203718
30 




2
 Kukrup
0,623887
17 
√ 




3
 Kukrup
0,251465
12 

√ 



4
 Kukrup
0,241916
15
 √




5
 Kukrup
0,531578
28





6
 Kukrup
0,528394
27





7
 Genitri
0,343775
18





8
 Kukrup
0,684513
26





 9
 Tinggan
0,136873
11













4.2.Pembahasan

Klasifikasi Kukrup
Kingdom           : Plantae                                             
Subdivisi            : Angiospermae
Ordo                  : Fagales
Famili                 : Juglandaceae
Genus                : Engelhardia
Spesies               : Engelhardiaspicata

Klasifikasi Genitri
Kingdom : Plantae
Subdivisi : Magnoliophyta
Ordo : Oxalidedales
Famili : Elaicanpaceae
Genus : Elaeocarpus
Spesies : Elaeocarpus genitus

          Dari hasil yang didapat, pohon yang dihasilkan dalam areal seluas 20 x 20 m sebanyak 9 pohon dengan tinggi pohon 11 m hingga 30 m. pohon dalam areal ini didominasi oleh pohon Kukrup.
          Pohon dominan dimiliki oleh pohon kukrup dengan 30 m, 17 m dan 12 m, 15 m, 28 m, 27 m, dan 26 m. pohon ini dominan karena memiliki tinggi pohon tertinggi dan terletak pada sengkuap tajuk paling atas. Selain itu pohon ini juga mendapat cahaya matahari secara penuh dari atas dan sebagian dari samping. Pohon ini lebih besar daripada rata-rata pohon ditegakan dan mempunyai bentuk tajuk yang bagus. Pohon Kukrup dengan tinggi 30 m lebih tinggi dibandingkan dengan pohon kodominan lainya atupun intermediet.
          Pohon kodominan terdapat pada pohon genitri dengan tinggi 18 m. Pohon ini tidak memiliki tinggi setinggi pohon dominan tetapi masih mendapat cahaya penuh meskipun dari samping terganggu oleh pohon dominan. Oleh karena itu pohon ini tergolong pada pohon dominan.
          Pohon intermediet dimiliki oleh Kukrup setinggi 12 m, tinggan 11 m. hal ini karena tajuk pohon berada di bawah tajuk pohon dominan dan kodominan. Pohon ini masih mendapatkan cahaya matahari dari atas tetapi tidak mendapatkan cahaya dari samping karena cahaya terhalang oleh pohon yang memiliki tajuk lebih tinggi.
          Pohon tertekan memiliki tajuk yang tertutup oleh pohon dominan, kodominanan intermediet sehingga pohon ini mendapat cahaya matahari melalui lubang dalam sengkuap tajuk. Pohon mati merupakan pohon yang sedang dalam proses kematian maupun yang sudah mati. Pada hasil praktikum tidak ditemukan pohon dalam kondisi tertekan dan mati. Hal ini karna pertumbuhan pohonnya bagus sehingga tidak ada yang mati dan tertekan.
          Tindakan yang dapat dilakukan terkait struktur tajuk yang ada dapat dilakukan dengan pemotongan cabang rendah. Penebangan merupakan usaha pengendalian jumlah pohon pada suatu area dengan menebang pohon yang tumbuh secara tidak normal atau memiliki kualitas kayu yang buruk sehingga memberikan ruang lebih bagi pohon lain yang sehat. Penebangan ini juga akan memberikan dampak ekologi seperti melestarikan spesies tertentu dan bukan untuk meningkatkan hasil kayu. Selain itu kadar karbon dalam tanah lebih baik dibandingkan metode tebang habis yang segera ditanam kembali sehingga usaha kehutanan dapat lebih lestari dan fungsi hutan untuk menjaga karbon tetap terjaga. Kukrup memiliki pohon yang besar, daunnya lebar dan bunganya berendeng warna kuning muda. Ketika bulan Juli sampai Agustus bunganya berguguran. Pohon ini merupakan pohon asli dari pegunungan pulau Jawa. Di daerah pulau Jawa Timur dan Jawa tengah sering disebut dengan pohon Kukrup.



BAB V
PENUTUP

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.    Pohon yang mendominasi pada areal 20 x 20 m adalah pohon kukrup
2.    Pohon dominan terdiri atas pohon kukrup dengan tinggi 30 m, 17 m, 12 m, 15 m, 28 m, 27 m,  dan 26 m karena terletak pada lapisan tajuk palig atas dan mendapat cahaya penuh dari atas dan samping
3.    Pohon kodominan terdapat pada pohon Genitri 18 m, dan kukrup 17 m, karena tidak sehingga pohon dominan tetapi masih mendapat cahaya dari samping meskipun dari atas sudah pohon dominan.
4.    Pohon intermediet dimulai oleh pohon kukrup 12 m, dan Tinggan 11 m, karena pohon ini memiliki tajuk di bawah pohon dominan dan kodominan.
5.    Pohon tertekan merupakan pohon yang tajuknya tertutup oleh pohon dominan,kodominan dan intermediet sehingga mendapat cahaya dari lubang sengkuap tajuk. Dalam praktikum ini tidak ditemukan pohon tertekan.
6.    Pohon mati merupakan pohon yang mati dan sedang dalam proses kematian.
7.    Pemotongan cabang teredah merupakan tindakan yang dapat dilakukan dalam struktur tajuk ini karena bermanfaat untuk menyediakan ruang lebih lebar,melestarikan spesies tertentu dan menjaga karbon.
8.    Kukrup memiliki pohon yang besar,daunnya lebar dan bungannya warna kuning muda.



5.1.Saran

          Adapun saran dari praktikum ini adalah:
1.    Seharusnya pemandu di perbanyak lagi supaya satu kelompok dapat terfokuskan dan data lebih akurat sehingga pekerjaan cepat selesai sesuai dengan waktu yang di tentukan



DAFTAR PUSTAKA

Hidayat.2013. Dasar – Dasar Bercocok Tanam . Kanisius. Yogyakarta.

Irwan, Z.D.2003. S I L V I K A. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda
Triwanto.2015. S I L V I K U L  T U R. Jurusan Kehutanan Universitas
Bengkulu. Bengkulu




DOKUMENTASI

Melakukan penngukuran tinggi pohon
Melakukan pengukuran diameter pohon
   
Melakukan pencatatan hasil pengamatan

Kondisi struktur tajuk tegakan hutan alam