Minggu, 27 Mei 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat berbagai
informasi penting didalam kegiatan inventrisasi.informasi tersebut diantaranya
yaitu berupa titik ikat, jarak, dan akesibilitas. Sebelum dilakukannya kegiatan
inventarisasi, tentunya peralatan yang dibutuhkan haruslah dilengkapi untuk
mempermudah kegiatan dalam inventarisasi.
Kegiatan ITSP dilakukan pada Et-2,
diamana data yang diambil adalah diameter, spesies dan posisi pohon untuk
menghasilkan peta pohon serta data topografi untuk menghasilkan peta kontur.
Dengan data yang diperoleh dari kegiatan tersebut, kita sekaligus dapat
menghasilkan dua buah peta dasar. Oleh sebab itu perlunya untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai kegiatan ITSP.
Kegiatan ini berguna untuk mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan ITSP. ITSP dapat mendorong terciptanya hutan yang
lestari dengan menerapkan TPI
Kegiatan inventarisasi
tegakan sebelum penebangan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan,
pengukuran, dan penandaan pohon. Kegiatan inventarisasi dilakukan pada areal
kerja blok tahunan dengan intensitas inventarisasi 100%. Perlu dilakukan
kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan supaya dapat diketahui data
penyebaran pohon yang akan ditebang, meliputi komposisi jenis, jumlah, dan
volume pohon.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada
praktikum kali ini yaitu
1.
Mahaisiwa mampu menghitung potensi hutan
persatuan luas yang melliputi pohon komerasil yang akan ditebang, dan pohon
dilindungi.
2.
Mahasiswa mampu memetakan koordinat pohon
(x,y) untuk mendapatkan peta pohon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan
pertama yang dilakukan dalam proses pengolahan hutan yaitu inventarissi dalam
pengertian komersil sering kali berarti penyampaian daftar yang menggambarkan
secara terperinci. Proses yang dilaksanakan di dalam ITSP yaitu pohon yang akan
direncanakan untuk ditebang diberi penanda. Penanda ini berfungsi sebagai
informasi tentang fungsi pohon, jenis pohon, ukuran diameter, tinggi pohon
bebas cabang, dan posisi pohon ( Kadri, 1992).
Maksud
dari dilakukannya kegiatan inventarisasi sebelu kegiatan penebangan yaitu untuk
mengetahui keadaan penyebaran pohon dalam tegakan yang meliputi jumlah dan
komposisi jenis serta volume yang akan ditebang. Perlu juga diketahui pohon
inti dan pohon yang dilindungi supaya kelestarian alam tetap terjaga. Meskipun
kegiatan penebangan dilakukan, tetapi tidak sembarangan dalam perlakuannya,
menjaga kondisi kawasan agar tetap terjaga dan tidak merusak lingkungan harus
tetap diperhatikan (Supriyanto,1995).
Tujuan
utama dari kegiatan ITSP dilakukan untuk mengetahui data pohon inti, data pohon
yang dilindungi, data pohon yang akan dipanen, dan data kondisi areal kerja.
Pencarian data tersebut supaya diketahui data penyebaran pohon yang akan
ditebang yang meliputi komposisi jenis, jumlah, dan volume pohon. Hasil data
yang didapatkan setelah dilakukannya kegiatan ITSP sebagai pedoman untuk
dilakukannya penebngan pada hutan alam ( Usman, 2012).
Metode pengambilan contoh
untuk analisis komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
petak (plot), metode jalur, ataupun metode kuadran. Metode petak dibagi dua
yaitu metode petak tunggal dan petak ganda. Ukuran tiap contoh disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhnya (Soerianegara, 1978).
BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan praktikum :
Hari/t
anggal : Senin, 30 April 2018
Waktu : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Kehutanan,
Universitas Muhammadiyah Malang dan Taman Hutan rakrat Soeryo
3.2
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan :
-
Peta kerja dengan skala 1: 20.000
-
Kompas
-
Buku lapora
-
Pengukur diameter pohon
-
Pengukur tinggi pohon
-
Parang
-
Tali dengan ukuean 25 cm
-
Kertas milimeter
-
Tabel isi pohonpenanda pohon ( cat merah
dan kuning)
-
Tally sheet
3.3
Cara Kerja
Adapun cara kerja dari kegiatan ini :
A. PERSIAPAN
memerlukan tenaga kerja untuk kegiatan
ITSP sebanyak 4 orang, membagi regu kerja untuk survey topografi dan ITSP
No
|
Untuk
regu survei topografi
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Ketua
regu ( pencatat )
Kompas
– man ( mengukur azimut )
Helling
– man ( mengukur slope )
Pemasang
patok
Penarik
meteran
Pelebar
perintisan
Pembantu
umum
|
1
1
1
1
1
1(*)
1
|
No
|
Untuk
regu inventarisasi tegakan sebelum penebangan ( ITSP )
|
|
1.
|
Ketua
regu ( pencatat )
|
1
|
2.
|
Pengenal
jenis pohon, posisi pohon, pengukuran diameter dan tinggi
|
3
(*)
|
|
TOTAL
|
11
|
B. Persiapan Peralatan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan :
-
Peta kerja dengan skala 1: 20.000
-
Kompas
-
Buku lapora
-
Pengukur diameter pohon
-
Pengukur tinggi pohon
-
Parang
-
Tali dengan ukuean 25 cm
-
Kertas milimeter
-
Tabel isi pohon penanda pohon ( cat merah
dan kuning)
-
Tally sheet
C.
Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum
regu cruising terjun kelapangan melakukan perencanaan penetapan lokasi kegiatan
inventarisasi hutan pada petak kerja yang dilakukan oleh bagian perencanaan dan
menentukan rencana lokasi blok dan petak yang akan dilakukan kegiatan
inventarisasi hutan pada petak kerja. Pada petak kerja cruising menentukan
titik letak yang berdasarkan peta hasil penataan areal kerja, menetapkan
rencana jalur-jalur inventarisasi hutan dengan arah jalur menyesuaikan dengan
keadaan lapangan dan jumlah alur yang menyesuaikan dengan intensitas cruising
yaitu 100%.
Setelah
membuat blok selesailalu membuat lagi menjadi beberapa sektion yang mana tiap
satu sektion seluas 125 Ha dan sekaligus diukur setiap 100 meter sebagai jalur
pengamatan. Membuat petak pengamatan selebar 20 x 20 meter pada setiap sumbu jalur.
Kemudian menginventarisasi sepanjang jalur tersebut dan mengamati jenis kayu,
diameter, letak pohon, topografi lapangan ( jenis pohon komersil berdiameter 50
cm keatas ). Setelah pelaksanaan selesai selanjutnya melaporkan ke instansi
kehutanan setempat.
Beberapa
data penting yang perlu dipersiapkan antara lain :
-
Potret udara
-
Peta topografi skala 1 : 5.000 sampai 1 :
25.000
-
Peta keadaan hutan skala 1 : 25.000 atau 1
: 50.000
-
Peta tanah
-
Peta geologi
-
Pedoman dan peraturan pembukaan Wilayah
Hutan ( PWH )
-
Biaya pembuatan jalan
-
Biaya pemanenan kayu dan harga kayu
-
Rencana manajemen hutan dl
Dengan dasar Laporan Hasil Cruising (
LHC ) perusahaan menyusun Usulan Rencana Karya Tahunan ( URKT ). Menyerahkan
usulan ini Kepada Dinas Kehutanan untuk dinilai dan direkomendasikan dan
selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jendral Kehutanan guna mendapatkan
penilaian dan pengesahan ini, Usulan Rencana Karya Tahunan ( URKT ) berubah
menjadi Rencana Karya Tahunan ( RKT ).
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
dari kegiatan kali ini :
Tabel
Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan Petak Ukur I
NO
|
UKURAN PETAK
|
NAMA POHON
|
D
|
T
|
LBDS
|
V
|
1
|
20 X 20
|
Genitri
|
0,241916
|
19
|
0,045940
|
0,87282
|
2
|
20 X 20
|
Pasang
putih
|
0,391521
|
13
|
0,1203848
|
1,564224
|
3
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,91996
|
18
|
0,04715
|
11,95737
|
4
|
20 X 20
|
Pasang
putih
|
0,245099
|
17
|
0,04715
|
0,801634
|
5
|
20 X 20
|
Pasang
putih
|
0,378789
|
18
|
0,11263
|
2,02737
|
6
|
20 X 20
|
Pasang
putih
|
0,531578
|
19
|
0,22181
|
4,21453
|
7
|
20 X 20
|
Pasang
putih
|
0,404254
|
19
|
0,128284
|
2,47340
|
8
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,299211
|
12
|
0,07025
|
0,84327
|
9
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,222817
|
12
|
0,019075
|
0,22904
|
Total
volume
|
34,331178
|
Tabel Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan Petak Ukur II
NO
|
UKURAN PETAK
|
NAMA POHON
|
D
|
T
|
LBDS
|
V
|
1
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,222817
|
12
|
0,03897
|
0,467678
|
2
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,461549
|
12
|
0,1672265
|
2,006718
|
3
|
20 X 20
|
Kukrup
|
0,786225
|
12
|
0,485248
|
7,278722
|
Total
volume
|
9,768344
|
·
Total Volume = 34,331178 + 9,768344 = 44,0995 m3/400
m2
·
Potensi Produksi = 44,0995 m3/400 m2 x 25 = 1,102,498
m2/Ha
4.2
Pembahasan
Kegiatan
inventarisasi tegakan sebelum penebangan yaitu menghitung jumlah volume pohon
yang akan didapatkan setelah dilakukan penebangan nanti. Perlu untuk dilakukan
supaya diketahui perkiraan volume yang akan didapatkan. Pada kesempatan kali
ini melakukan inventarisasi tegakan sebelum penebangan dengan menggunakan 2
petak ukur dan masing-masing petak ukur berukuran 20x20 m. Data yang dimasukkan
pada tabel antara lain, nomor pohon, ukuran petak, nama pohon, diameter,
tinggi, LBDS, volume, dan total volume hasil tebangan.
Berdasarkan
pengambilan data Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) yang dilakukan
dikawasan taman hutan raya Raden Soerjo di wilayah cangar kota batu, dapat
diketahui bawasanya kegiatan ini idealnya dilakukan pada ET-2 sejatinya untuk
dapat mengetahui potensi dari suatu kawasan sebelum dilakukan proses
penebangan. Dilakukannya kegiatan ini pula untuk dapat mengetahui kondisi
tegakan sebelum dilakukan penebangan dan lokasi penebangan, sehingga mampu
untuk menghasilkan data potensi tegakan yang valid. Selain itu pula diharapkan
dari proses ITSP ini dapat diketahui kondisi lapng seperti Topografi,dan data
penunjang lainnya dari suatu kawasan sebelum dilakukan penebangan.
Sementara dari
hasil pengambilan data dilapang dapat diketahui bawasanya pada PU I terdapat 26
tegakan namun yang termasuk dalam kategori pohon hanyalah 9 individu. Sementara
pada PU II terdapat 19 tegakan didalamnya namun hanya terdapat 3 individu yang
termasuk kedalam kategori pohon. Dari kedua petak tersebut diharapkan dapat
menentukan tindakan penebangan dengan terlebih dahulu mengetahui kondisi dari
kawasan yang akan dilakukan penebangan sehinggga dari kegiatan ini pula dapat
diketahui beberapa jenis pohon yang memiliki nilai komersil atau juga beberapa
jenis pohon yang dilindugi. Tentu dari hasil ITSP proses penebangan dapat
dilakukan dengan mengetahui potensi dari kawasannya dengan melakukan
perhitungan terhadap diameter, tinggi LBDS dan volumenya. Sehingga dari besaran
volumenya dapat dilakukan hipotesa awal terkait potensi tebangan dan volume
kayu apabila dilakukan penebangan kedepannya. Dari hal tersebut pula dapat
diketahui bawasanya kawasan tersebut memiliki nilai potensi produksi sebesar
1.102,498 m3/ha. Tentu besaran tersebut yang akan didapat apabila
dilakukan pembukaan wilayah hutan dikawasan tersebut. Namun tentu telah
diketahhui bawasanya kawasan tersebut merupakan hutan lindung yang tidak
mungkin dilakukan eksplorasi. Sehingga tidak diperlukan tindakan silvikultur
lebih lanjut mengingat besaran kawasan apabila dilakukan tindakan silvikultur
untuk meningkatkan potensi dari kawasan ini. Hanya yang perlu dilakukan
hanyalah pendataan berkala untuk tetap mempertahankan potensi dari kawasan ini
dari kerusakan yang berlebihan baik dari ulah tangan manusia ataupaun akibat
proses alam. Namun apabila memang dilakukan penebangan yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan potensi dari kawasan tersebut adalah melakukan perawatan
berkala pada kawasan tersebut selayaknya perawatan pada hutan produksi. Namun
untuk menuju tahap ini sangatlah tidak memunggkinkan , mengingat dalam
melakukan perubahan sttatus suatu kawasan hutan tidaklah mudah karena perlu
melalui beberapa tahapan prosedur. Serta banyak pula yang perlu dipertimbangkan
sebelum statusnya berubah menjadi kawasan produksi untuk dieksploitasi. Tentu
dalam proses ini yang harus diutamakan adalah unsur kebermanfaatan dari kawasan
ini, baik sosial ekonomi ataupun ekologinya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum, yaitu :
1. ITSP
seharusnya dilakukan sebelum penebangan lebih tepatnya pada ET-2.
2. Kegiatan
ITSP dilakukan untuk dapat mengetahui dan mendata potensi dari suatu wilayah.
3. Sebelum
dilakukan peroses penebangan sudah seharusnya dilakukan turun lapang atau
survey seperti ITSP.
4. Kegiatan
ini pula dipergunakan untuk dapatmengetahui volume dan diameter pohon yang akan
ditebang.
5. terdapat
2 petak ukur yang digunakan masing-masing ukuran 20 x 20 m.
6. Pada
petak I terdapat 16 pohon dan pada petak II terdapat 19 pohon.
7. Rumus
untuk LBDS adalah 1/4.π.D2 dan rumus untuk mencari volume pohon
yaitu 1/4.π.D2.T.
8. Total
volume hasil tebangan pada petak I 34,331178 yaitu m3/ 400m2 .
9. Total
volume tebang pada petak II 9,768344 yaitu m3/ 400m2.
10. Hasil
nilai potensi produksi yaitu 1,102,498 m2/Ha
5.2 Saran
Adapun saran yang
ada pada praktikum ini yaitu dari kegiatan ini dapat diketahui banyak terjadi
keberagaman, sehingga sangatlah diperlukan kertas label yang telah disediakan
untuk ditempel sementara dipohon tersebut, agar datanya lebih mudah diambil dan
menjadikan data dihasilakan lebih detail. Dan setiap pendamping harus faham
betul jenis tanaman yang ada di sana agar tidak membawa pulag sampel untuk di
cari jenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kadri, S. 1992. Silvikultur Kehutanan Indonesia.
Kementrian Kehutanan. Jakarta.
Usman, 2012. Inventarisasi Tegakam Tinggal Hutan
Hujan Tropis. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Supryanto,
N. 1995. Silvikultur Hutan Alam Tropika.
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Soerianegara,
I. 1978. Ekologi Hutan Indonesia.
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)